Tuesday, July 21, 2009

Hambatan-Hambatan Komunikasi

Hambatan-Hambatan Komunikasi

Dalam praktek berkomunikasi biasanya seseorang akan menemui berbagai macam hambatan yang jika tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan membuat proses komunikasi yang terjadi menjadi sia-sia karena pesan tidak tersampaikan atau yang sering terjadi adalah terjadinya penyimpangan. Adapun hal-hal yang sering terjadi adalah karena ketidakmampuan seorang penyampai pesan dalam:

* Berkomunikasi sesuai tingkatan bahasa para pendengarnya.
Seorang pedagang makanan yang hanya lulusan SMP tentunya akan kesulitan mengerti pembicaraan seorang sarjana teknik yang berbicara menggunakan istilah-istilah tekniknya.
* Mengerti keinginan arah pembicaraan dari para pendengarnya.
Sekelompok remaja SMA tentunya wajar jika tidak tertarik pada pembicaraan mengenai permasalahan bagaimana merawat dan mendidik balita yang disampaikan seorang ibu rumah tangga.
* Mengerti kelas sosial para pendengarnya.
Sekelompok petani didesa tentunya tidak mengerti dan tidak tertarik pada pembicaraan seorang pialang mengenai perdagangan saham.
* Memahami latar belakang serta nilai-nilai yang dipegang teguh para pendengarnya.
Seorang ahli presentasipun akan sangat kesulitan menembus dan merubah "kekebalan" (kekeras-kepalaan) pendapat seorang individu apalagi kelompok masyarakat yang mengkonsumsi makanan pokok nasi menjadi gandum, kentang atau lainnya walaupun didukung "bukti-bukti dan alasan yang kuat dan benar".

"Adalah pendengar yang menentukan bagaimana sebaiknya sebuah pesan dimengerti".

Bagaimana dan seperti apa sudut maupun cara pandang seseorang terhadap apa yang didengar, dilihat atau dimengerti sangatlah di bentuk oleh latar belakang dan pengalaman pribadi perorangan.

Oleh karena itu dalam berkomunikasi apalagi mengenai masalah Tao, adalah sangat bijak jika seorang Taoyu-pun dapat mengkomunikasikan Tao-nya dengan baik (benar dan tepat) dengan fleksibilas yang tinggi (kemampuan yang sangat luwes) sesuai takaran-takarannya secara proporsional (sesuai pada orang lain dan sesuai diri sendiri).

Demikian pembahasan masalah berkomunikasi ini secara singkat. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi semuanya. Tentunya masih banyak lagi, hal mengenai permasalahan komunikasi yang dapat dibahas pada kesempatan yang lain.

Thursday, July 16, 2009

Hambatan komunikasi terapeutik

1. RESISTEN : upaya klien utk tetap tdk mengakui penyebab kecemasan dlm dirinya dlm rangka melawan atau menyangkal ungkapan perasaan

Bentuk – bentuk resisten

Supresi
Gejala penyakit semakin mencolok
Pesimis
Berperilaku tidak wajar
Menolak untuk berubah

Penyebab Resisten 1. Perawat berfokus pada diri sendiri 2. Belum terbina hubungan saling percaya 3. Perawat terlalu banyak membuka diri

2. TRANSFERENCE

Merup. perilaku tak sadar pasien terhadap perawat
berhubungan dengan pengalaman masa lalunya

- bila berlarut – larut bisa membuat pasien menjadi sangat
bergantung pada perawat atau sangat benci pada perawat

- Contoh : Pasien sangat benci pada perawat karena perawat
mirip dengan mantan suaminya yang telah menyakitinya

Bagaimana mengatasi resisten dn transference ?

Ceritakan pengalaman anda

3. COUNTER TRANSFERENCE

Merupakan RESPON EMOSIONAL perawat… terpancing oleh sikap pasien


Love and caring berlebihan, benci dan marah berlebihan, cemas dan rasa bersalah yg muncul berulang2, tdk mampu berempati,perasaan tertekan selama atau setelah interaksi, memaksa pasien, berdebat dengan pasien, melamunkan pasien

Cemas dan pusing setelah interaksi

5 cara mencegah/mengatasi counter transference (CT)

Standar yg sama dalam melayani
Latihan menjalin hubungan terutama ketika klien menentang atau mengkritik
Kaji sumber masalah
Latih diri untuk mengontrol C T
Minta bantuan kelompok

4. Give Giving (hadiah)

masalah yang kontroversial

Bagaimana menurut anda ?

Pemberian hadiah

Respon perawat thd pemberian hadiah tergantung pada waktu, situasi, dan konteks

Pada tahap orientasi, dpt merusak hubungan

Pada terminasi bisa
menimbulkan perasaan bersalah, menunda proses terminasi, atau merubah hubungan menjadi hub. sosial